PENGAMAT pendidikan Cecep Darmawan menilai pelaksanaan UTBK-SBMPTN seharusnya tidak memberatkan peserta. Pasalnya SBMPTN merupakan salah satu jalur penerimaan mahasiswa yang diinisiasi pemerintah dan dilakukan bersama-sama. Artinya, melalui jalur SBMPTN calon mahasiswa akan dipermudah untuk masuk ke PTN favorit.
Cecep mengatakan meski protokol kesehatan dijalankan, PTN seharusnya bisa menyesuaikan dengan kemampuan peserta. Tidak semua calon mahasiswa mampu mengeluarkan biaya yang besar hanya untuk melakukan tes swab antigen. Sementara, opsi tes lainnya seperti GeNose yang lebih murah sudah marak diterapkan.
"Kenapa tidak pakai tes corona GeNose yang murah tapi akurat?" tuturnya kepada Media Indonesia, Jumat (9/4).
Dia menyarankan agar gugus tugas bisa memberi solusi untuk masalah tersebut. Pasalnya, penggunaan GeNose yang murah sudah menjadi bagian dari pelaksanaan prokes sesuai standar.
PTN pun seharusnya berkoordinasi dengan gugus tugas. Sehingga, penerapan prokes tidak memberatkan peserta UTBK yang berasal dari berbagai latar belakang ekonomi.
"Saran saya tim gugus tugas penanganan covid pusat bisa memberi masukan kepada panitia UTBK," kata Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia tu.
Sebelumnya, dikabarkan beberapa PTN mewajibkan peserta UTBK untuk melakukan tes swab antigen sebelum ujian. Biaya tes yang bisa mencapai Rp300 ribu itu dinilai cukup memberatkan peserta. Apalagi, kebijakan tersebut tidak untuk semua PTN, di mana ada PTN yang hanya menerapkan prokes standar seperti 3M.(OL-7)