Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Cecep Darmawan mengingatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan evaluasi komprehensif sebelum mengganti direksi. Tujuannya bagus untuk memperbaiki tata kelola perusahaan.
“Yang dibutuhkan sebetulnya dilakukan bersih-bersih dulu. Jadi, sebelum mengganti orang, itu investigasi dulu apakah ini kesalahan sistem atau kesalahan orang, atau kesalahan dua-duanya,” kata Cecep kepada Inilah.com, Jakarta, Minggu (1/6/2025).
Investigasi ini, kata dia, penting dilakukan agar tidak terulangnya kesalahan yang merugikan perseroan. Perlu dicari tahu, poin mana yang sekiranya menjadi kekuatan dan kelemahan dari maskapai penerbangan pelat merah itu.
“Jadi, diinvestigasi dulu, diadakan juga evaluasi ya, kerugian dari faktor apa. Misalnya, apakah faktor keborosan? Apakah faktor kurang promosi? Banyak faktor kan atau pada faktor eksternal, bukan hanya Garuda, seluruh penerbangan misalnya ya jika merugi, itu lain soalnya,” tutur Cecep.
“Kemudian, tentukan, sudah ketemu nih persoalannya. Jangan-jangan persoalan yang lama. Karena Garuda harus menanggung utang yang besar,” sambung Cecep.
Dari hasil investigasi dan evaluasi tersebut, lanjut Cecep, Garuda bisa mengambil keputusan, apakah sistem yang perlu diperbaiki atau pergantian direksi. Bisa jadi memang ada human error.
“Apakah perlu diganti orang, atau diganti sistemnya, itu pilihan. Kalau persoalan sistemnya, sistemnya ganti, perbaiki. Tapi kalau memang kesalahan orang, human error, ada di pengambilan keputusan, jangan ragu-ragu juga untuk mengganti,” tegasnya.
Sebelumnya, analis dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra, mendorong pergantian di tubuh direksi lama Garuda Indonesia. Paling tidak ada 5 wajah lama di jajaran direksi yang mengawal Direktur Utama (Dirut), Wamilda Tsani.
Kelimanya adalah Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko: Prasetio; Direktur Niaga: Ade R Susardi; Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea; Direktur Teknik: Rahmat Hanafi; dan Direktur Human Capital dan Corporate Service: Enny Kristiani. Mereka masuk jajaran petinggi Garuda di era Dirut irfan Setiaputra.
"Saya kira, Pak Wamildan sudah oke, tetapi yang mendampinginya bagaimana? Saya lihat, masih banyak wajah lama di sekelilingnya. Mereka itu yang harus diganti. Bukan Pak Wamildan yang menjabat 15 November 2024," kata Analis Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra di Jakarta, Minggu (1/6/2025).
Tentu saja, kata Gede, wajah baru di jajaran direksi Garuda Indonesia, haruslah sosok yang teruji. Memiliki gagasan out of the box yang diharapkan bisa melakukan efisiensi yang terukur, serta membuka pasar-pasar baru. Agar pundi-pundi keuangan Garuda Indonesia sebagai korporasi.
Jika perombakan dilakukan, Gede optimistis, kepakan sayap dari maskapai penerbangan pelat merah itu, menguat. Bahkan bisa menandingi Singapore Airlines yang keuangannya cukup sehat. "Saya baca, Singapore Airlines baru bagi-bagi bonus yang angkanya cukup besar. Karena untung besar. Saya yakin, Garuda bisa seperti mereka," ungkapnya.
https://www.inilah.com/agar-garuda-cepat-tinggal-landas-ahli-jangan-ragu-rombak-wajah-lama-di-jajaran-direksi
