07 September 2025

FPIPS UPI Perkuat Budaya Publikasi Ilmiah melalui Rangkaian Workshop Penulisan Artikel Ilmiah


Bandung, UPI 
– Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) konsisten menghadirkan kegiatan akademik yang berorientasi pada penguatan riset dan publikasi ilmiah bereputasi. Melalui rangkaian Workshop Penulisan Artikel Ilmiah Bereputasi Scopus, FPIPS UPI menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan kapasitas publikasi internasional, sekaligus berkontribusi pada pencapaian target universitas masuk 800 besar QS World University Rankings (QS WUR) pada tahun 2030.

Pembukaan Workshop dilaksanakan pada 31 Juli 2025 di Auditorium FPIPS UPI dengan tema “Strategi Publikasi dan Peningkatan Impact Factor untuk Dosen FPIPS”. Dekan FPIPS, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.I.P., S.A.P., S.H., M.H., M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya peran dosen muda dalam membawa energi baru bagi riset dan publikasi. Ia menegaskan bahwa publikasi internasional bukan sekadar pemenuhan kewajiban administratif, tetapi merupakan bagian dari strategi besar universitas dalam membangun reputasi akademik yang diakui di Asia dan dunia. Sesi berikutnya menghadirkan Dr. Bagja Waluya, M.Pd., yang menjelaskan dampak publikasi terhadap kualitas pembelajaran mahasiswa, serta Prof. Dr. Agus Setiabudi, M.Si., Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian, dan Kemitraan UPI, yang menekankan peran riset terencana dan kolaborasi internasional sebagai fondasi publikasi bereputasi.

Rangkaian kegiatan workshop dimulai dari 7 Agustus – 28 Agustus 2025 yang menghadirkan Dr. Fitri Rahmafitira, M.Si., dengan materi “Budaya Publikasi dan Ranking Global UPI”. Dalam materinya, Ia menekankan pentingnya membangun kepakaran dosen melalui kolaborasi riset dan publikasi internasional, serta menjadikan sitasi sebagai indikator daya saing perguruan tinggi. Selanjutnya, Vidi Sukmayadi, M.Si., Ph.D., membawakan topik “Literasi, AI, dan Peneliti” yang menegaskan pemanfaatan kecerdasan buatan secara etis sebagai pendukung riset tanpa menggeser peran berpikir kritis peneliti. Workshop juga menghadirkan Annisa Joviani Astari, M.I.L., M.Sc. yang menekankan pentingnya literatur dan referensi sebagai fondasi penelitian, perlunya critical analysis, serta penerapan Systematic Literature Review (SLR). Pemaparan kemudian dilanjutkan oleh Vidi Sukmayadi, M.Si., Ph.D. melalui materi “Kata, Makna, & Data: Bukan Sekadar Kualitatif” yang menyoroti peran peneliti sebagai instrumen utama penelitian serta pentingnya teori dalam merancang pertanyaan dan mereduksi data agar analisis lebih terarah.

Workshop ini menjadi bagian dari program strategis FPIPS UPI yang berlangsung selama satu tahun penuh melalui skema pendampingan penulisan artikel ilmiah. Program ini menargetkan lahirnya minimal sepuluh artikel yang terbit pada jurnal internasional bereputasi Scopus serta peningkatan sitasi karya ilmiah dosen FPIPS. Seluruh peserta diwajibkan menandatangani kontrak kerja dengan Dekan FPIPS sebagai bentuk komitmen, di mana mereka ditugaskan menyusun draft artikel sepanjang minimal 5.000 kata sebelum akhir tahun 2025 serta menyiapkan proposal penelitian untuk diajukan pada tahun berikutnya. Pada tahap selanjutnya, para peserta ditargetkan menghasilkan artikel lengkap yang siap disubmit hingga mencapai status under review pada Agustus 2026.

Melalui rangkaian workshop dan pendampingan terstruktur ini, FPIPS UPI meneguhkan langkahnya dalam membangun kultur akademik yang kompetitif dan bereputasi. Upaya memperkuat publikasi internasional, memperluas jejaring riset global, serta mendorong integritas akademik menjadi fondasi penting dalam memperkuat posisi UPI di kancah pendidikan tinggi dunia. Dengan menjadikan riset dan publikasi sebagai jantung kehidupan akademik, FPIPS UPI bertekad berkontribusi nyata bagi pengakuan universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi yang unggul dan berdaya saing global.

Kontributor: Tim FPIPS UPI

Semua Fasilitas Sekolah Rakyat Harus Siap


KORAN - PIKIRAN RAKYAT - Pemerhati kebijakan pendidikan sekaligus Dekan Fakultas Pendidik­an Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendi­dik­an Indonesia (UPI) Prof. Cecep Darmawan menilai, SR yang digagas Presiden Pra­bowo Subianto sudah disiapkan dengan cukup baik. Kesiapan itu, termasuk dari aspek kurikulum, tenaga pendidik, maupun sarana dan prasa­rana. Melihat berita SR di Indramayu, Cecep bahkan me­nyebut sekolahnya sangat ba­gus dan bisa jadi contoh sekolah ideal di Indonesia. 

"Kurikulumnya itu kan sa­ma saja. Cuma karena Sekolah Rakyat itu boarding, sis­wa­nya menginap di situ, pasti kurikulummya lebih banyak. Ada muatan lain selain ku­ri­kulum nasional, buat kehi­dup­an di boarding, di asrama, istilahnya itu pengasuhan yang terintegrasi," kata Cecep, melalui sambungan telefon, Senin 7 Juli 2025. Meskipun guru-guru untuk Sekolah Rakyat masih dalam proses rekrutmen dan belum dilakukan, menurut dia, waktu yang tersisa masih me­mung­kinkan buat menjalani ta­hun ajaran baru. Meskipun mungkin belum bisa ideal, SR bisa dimulai pada tahun ajar­an mendatang. 

"Saya kira masih bisa terkejar, kan sekarang lagi open rec­ruitmen guru Sekolah Rak­­yat, masih memungkin­kan. Meskipun barangkali penata­annya belum ideal karena kan sekolah baru, guru-guru­nya juga harus orientasi dulu buat menyamakan persepsi dan segala macam," katanya menjelaskan. Pemberdayaan Tak kalah penting, kata Cecep, ialah kesiapan dari sisi sarana dan prasarana, termasuk fasilitas pendukung buat Sekolah Rakyat. "Kalau itu su­dah ada, kemudian guru­nya juga disiapkan berba­reng­an, siswanya ada, buat ta­hun ajaran baru nanti ma­sih bisa terkejar," ujarnya. 

Cecep pun mengapresiasi keinginan Presiden Prabowo buat memberikan kesempat­an kepada anak-anak kurang mampu buat mendapatkan pen­didikan di sekolah yang ber­kualitas. Selain mendapat pendidikan, anak-anak juga di­jamin asupan makanannya. 

"Kemudian menurut informasi, orangtuanya juga oleh Kementerian Sosial dapat pemberdayaan. Yang jelas, sa­­rana prasarananya Sekolah Rakyat ini lebih unggul, lebih bagus, dibandingkan sekolah negeri yang bukan Sekolah Rakyat," katanya. Cecep menambahkan, pe­lak­­sanaan program Sekolah Rakyat diharapkan menjadi momentum buat menetapkan standar sekolah negeri. De­ngan demikian, kualitas sekolah negeri bisa sama baik, yang juga sama kualitasnya dengan SR.*** (Hendro Husodo, Novianti Nurulliah, Riesty Yusnilaningsih, Win­dy Eka Pramudya) Sumber: Koran Pikiran Rakyat


Sumber Artikel berjudul " Semua Fasilitas Sekolah Rakyat Harus Siap ", selengkapnya dengan link: https://koran.pikiran-rakyat.com/news/pr-3039478685/semua-fasilitas-sekolah-rakyat-harus-siap

Sahabat HAM Prof. Cecep Darmawan Apresiasi Buku Karya KOPPETA HAM Jabar


BANDUNG – Sahabat HAM, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.H., S.I.P., S.A.P., S.Pd., M.Si., M.H., CPM, memberikan apresiasi atas karya buku yang diterbitkan oleh Komunitas Pemuda Pelajar Pencinta Hak Asasi Manusia Jawa Barat (KOPPETA HAM Jabar). Momen ini berlangsung setelah sidang promosi doktor Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS UPI), Kamis (4/9/2025).

Dalam kesempatan tersebut, delegasi KOPPETA HAM Jabar, Muhammad Damar Setyo Kumoro selaku Deputi Bidang Pengembangan Organisasi, hadir bersama Hasbullah Fudail, sahabat HAM yang menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia Jawa Barat. Seusai sidang promosi doktor, Damar melakukan wawancara dengan Prof. Cecep di ruang Dekan FPIPS UPI, membicarakan gagasan kolaborasi anak muda dan akademisi dalam memperkuat gerakan HAM.

Acara ini sekaligus menjadi penanda kolaborasi lintas sektor antara Kementerian Hak Asasi Manusia, kalangan akademisi universitas, dan komunitas pemuda serta pelajar. Kolaborasi tersebut bukan hanya meningkatkan kredibilitas KOPPETA HAM Jabar sebagai gerakan anak muda yang konsisten memperjuangkan nilai kemanusiaan, tetapi juga memperkaya muatan buku yang mereka terbitkan sebagai rujukan pemikiran HAM generasi muda.

Dalam sesi tersebut, dilakukan penyerahan buku karya KOPPETA HAM Jabar sekaligus penandatanganan simbolis oleh Prof. Cecep sebagai bentuk dukungan nyata terhadap inisiatif literasi HAM. Prof. Cecep menegaskan bahwa KOPPETA HAM Jabar bukan sekadar program kegiatan, tetapi sebuah gerakan yang mampu menstimulasi penegakan dan pembelajaran HAM di kalangan anak muda. “KOPPETA HAM Jabar satu gerakan bukan hanya pada program, tapi gerakan bagaimana ini menjadi stimuli untuk penegakan dan belajar HAM anak muda supaya melek HAM. Jadi gerakan apapun, mahasiswa tidak lupa nurani HAM-nya. Dengan HAM itu semua akan terjaga, semua bisa menjadi pemandu gerakan mahasiswa, pemikiran mahasiswa, dan generasi muda menjadi generasi yang menjunjung tinggi nilai Hak Asasi Manusia,” ujar Prof. Cecep.

Apresiasi ini mempertegas posisi KOPPETA HAM Jabar sebagai motor gerakan literasi HAM anak muda yang kredibel dan inklusif, sekaligus menunjukkan bahwa sinergi antara pemerintah, akademisi, dan komunitas pemuda mampu melahirkan gagasan yang bermanfaat bagi penguatan kesadaran HAM di masyarakat.

https://koppeta.or.id/blog/sahabat-ham-prof-cecep-darmawan-apresiasi-buku-karya-koppeta-ham-jabar


Apresiasi Sekolah Rakyat, Pengamat Pendidikan Harap Tidak Melenceng


INILAHKORAN, Bandung - pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan mengapresiasi rencana pembangunan Sekolah Rakyat, yang digagas Kementerian Sosial.

Dimana Sekolah Rakyat ditujukan untuk memastikan anak dari masyarakat kurang mampu, dapat menerima pendidikan secara baik.

Hanya saja Cecep menilai, diharapkan kehadiran Sekolah Rakyat ini tidak melenceng dari regulasi yang ada. Dimana seperti diketahui seperti SD dan SMP dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota dan SMA oleh pemerintah provinsi, di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Kemensos lanjut dia, cukup sebagai pemberi anggaran tanpa harus campur tangan ikut mengelola sekolah.

"Idenya bagus, ada sekolah untuk kaum marjinal. Tapi hemat saya penyelenggaranya jangan Kementerian Sosial. Tetap kewenangan Pemda. Kalau Kementerian Sosial membantu, dari anggaran untuk beasiswa boleh," ujar Cecep saat dihubungi INILAH, Selasa 24 Maret 2025.

Selain itu, dia juga berharap Sekolah Rakyat ini tidak pula khusus atau dispesifikasi. Menurutnya, sebaiknya sekolah tersebut sama seperti sekolah negeri pada umumnya.

"Tapi sekolah rakyat itu jangan mendirikan sekolah khusus untuk masyarakat tidak mampu. Harusnya sekolah rakyat masuk ke sekolah negeri. Dengan demikian diharapkan bisa leading," kata dia.

Selain itu, Cecep juga mengaku kurang sreg bila Sekolah Rakyat berfokus pada pembangunan sekolah baru. Dia menilai, lebih baik dimanfaatkan bangunan sekolah negeri, kecuali memang untuk wilayah yang tidak memiliki sekolah.

https://www.inilahkoran.id/apresiasi-sekolah-rakyat-pengamat-pendidikan-harap-tidak-melenceng?page=2

Copyright © Cecep Darmawan | Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia